Labels

Senin, 10 November 2008

Cyber Doer dan Social Engineering

Sehabis jalan-jalan di dunia maya beberapa minggu terakhir kok banyak membaca berita atau posting tentang kejahatan yang dilakukan menggunakan bantuan teknologi. Sementara jika mendengar kata “teknologi” maka mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah sesuatu yang rumit (high tech). Lalu apakah memang benar serumit apa yang kita pikirkan bagi para cyber doer dalam melakukan aktifitasnya? Ternyata tidak juga, justru mereka memanfaatkan hal-hal kecil yang sering luput dari perhatikan dan memanfaatkan teknologi sebagai alat. Untuk jelasnya disini juga akan dipaparkan beberapa contoh modus kejahatan dengan menggunakan bantuan teknologi.

Pemalsuan Kartu Kredit.

Tahukah Anda salah satu cara pemalsu kartu kredit menjalankan aksinya? Sangat mengejutkan, dengan cara sederhana saja seorang pemalsu dapat memperoleh informasi mengenai kartu kredit dan data anda. Contoh sederhana, pemalsu tersebut akan menempatkan diri diantara antrean orang yang akan melakukan pembayaran di kasir sebuah mall, toko ataupun tempat pembayaran lain yang menerima kartu kredit. Lalu dengan menggunakan ponsel berkamera mereka akan merekam kartu kredit yang anda serahkan ke kasir. Setelah itu maka hasil rekaman akan digunakan sebagai data untuk memalsukan kartu kredit anda.



Pembajakan Kartu ATM.

Salah satu cara untuk melakukan hal ini pelaku akan menempatkan sebuah plastik (magnetic tape) ke lubang mesin kartu ATM, setelah itu mereka akan menunggu. Jika ada seseorang yang akan menggunakan ATM tersebut maka transaksinya akan gagal dan kartu ATM tidak akan keluar kembali karena sudah tersangkut di plastik. Setelah korban pergi dan mengira kartu ATM-nya dimakan mesin ATM, pelaku yang memantau terus akan segera mengambil plastik plus kartu ATM korban. Plastik perangkap tadi akan dilihat menggunakan alat khusus untuk mendapatkan nomor PIN yang dimasukkan korban ketika akan bertransaksi. Selanjutnya sudah dapat ditebak, pelaku akan menguras isi ATM.



Penipuan Menggunakan Email.

Hal ini kerap kita dengar, dengan menggunakan email pelaku penipuan berusaha untuk mendapatkan data diri lengkap para korban dengan mencatut nama instansi resmi baik pemerintah ataupun swasta. Dengan menggunakan data tadi mereka akan melakukan hal yang lebih jauh, misalnya pemalsuan data dan bahkan bisa menggunakannya untuk menyamar menjadi orang tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.



Jika dilihat kembali, sebenarnya cara para cyber doer tadi dalam melakukan aksinya sangat sederhana, saking sederhananya maka luput dari perhatian kita. Tetapi justru hal inilah yang dieksploitasi oleh pelaku dalam melakukan aksinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Kevin Mitnick dalam bukunya The Art of Deception; Controlling the Human Element of Security. Disini Mitnick mengemukakan teori Social Engineering yaitu Penggunaan kemampuan mempengaruhi dan persuasi untuk mengelabui orang lain dengan meyakinkannya bahwa si pelaku bukan seorang yang mempunyai niat buruk, atau dengan manipulasi. Tujuannya adalah untuk dapat mengambil keuntungan dari orang lain dengan atau bahkan tanpa bantuan teknologi.

Tidak ada komentar: