Labels

Selasa, 11 November 2008

Yahoo Incar Warnet Indonesia

Jakarta - Yahoo meluncurkan program Yahoo! Advantage Warnet di Indonesia. Ini adalah salah satu upaya Yahoo untuk membantu menumbuhkan bisnis warnet di Indonesia sekaligus memperkuat brand Yahoo.

Program Yahoo! Advantage Warnet ini bisa diakses di www.yahoo.co.id/warnet dan semua anggota yang sudah mendaftar akan mendapatkan program welcome kit secara gratis.

"Program ini terbuka untuk semua warnet yang memang ingin bergabung menjadi anggota," kata Gerald See, Director of Strategic Product Initiatives Yahoo! Emerging Market Headquarters, pada jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Selasa (11/11/2008).

Yahoo bekerja sama dengan Eways Corp, Natnit.Net GlobalCom dan Asosiasi Pengusaha Warnet APW/Komitel untuk menggandeng pengusaha warnet.

Sony Soemarso selaku Program Operation Manager Eways mengatakan, mereka akan menggunakan strategi bisnis jemput bola (door to door) untuk mensosialisasikan program ini dan menjaring anggota.

Hingga akhir tahun 2008 mendatang, menurut Sony, Yahoo! Advantage ditargetkan dapat menjaring 900 warnet. Untuk tahap awal, warnet yang dijaring adalah yang tersebar di Jakarta, Depok dan Bandung.

"Rencananya warnet-warnet itu akan didatangi langsung oleh perwakilan dari Yahoo, menyusul kota lainnya. Namun warnet bisa mendaftar sendiri melalui internet jika ingin bergabung dengan program ini," ujar Sony.

Program Yahoo! Advantage warnet di Indonesia dibangun berdasarkan kesuksesan usaha internet cafe oleh Yahoo! di Filipina dan Vietnam di tahun 2007. Yahoo berharap dapat membantu mempromosikan akses dan adopsi internet di Indonesia dan membantu pemilik warnet menumbuhkan bisnis mereka.

Selain itu, melalui program ini, pemilik warnet bisa memperkuat brand warnet mereka di situs Yahoo!, mendapatkan akses ke komunitas pemilik warnet yang terdaftar di Yahoo! Advantage Warnet, penginstalan sofware Yahoo! Merchandise, update dan download. Mereka juga dapat berpartisipasi dalam acara co-branding dengan Yahoo! dan mitranya.

Senin, 10 November 2008

Cyber Doer dan Social Engineering

Sehabis jalan-jalan di dunia maya beberapa minggu terakhir kok banyak membaca berita atau posting tentang kejahatan yang dilakukan menggunakan bantuan teknologi. Sementara jika mendengar kata “teknologi” maka mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah sesuatu yang rumit (high tech). Lalu apakah memang benar serumit apa yang kita pikirkan bagi para cyber doer dalam melakukan aktifitasnya? Ternyata tidak juga, justru mereka memanfaatkan hal-hal kecil yang sering luput dari perhatikan dan memanfaatkan teknologi sebagai alat. Untuk jelasnya disini juga akan dipaparkan beberapa contoh modus kejahatan dengan menggunakan bantuan teknologi.

Pemalsuan Kartu Kredit.

Tahukah Anda salah satu cara pemalsu kartu kredit menjalankan aksinya? Sangat mengejutkan, dengan cara sederhana saja seorang pemalsu dapat memperoleh informasi mengenai kartu kredit dan data anda. Contoh sederhana, pemalsu tersebut akan menempatkan diri diantara antrean orang yang akan melakukan pembayaran di kasir sebuah mall, toko ataupun tempat pembayaran lain yang menerima kartu kredit. Lalu dengan menggunakan ponsel berkamera mereka akan merekam kartu kredit yang anda serahkan ke kasir. Setelah itu maka hasil rekaman akan digunakan sebagai data untuk memalsukan kartu kredit anda.



Pembajakan Kartu ATM.

Salah satu cara untuk melakukan hal ini pelaku akan menempatkan sebuah plastik (magnetic tape) ke lubang mesin kartu ATM, setelah itu mereka akan menunggu. Jika ada seseorang yang akan menggunakan ATM tersebut maka transaksinya akan gagal dan kartu ATM tidak akan keluar kembali karena sudah tersangkut di plastik. Setelah korban pergi dan mengira kartu ATM-nya dimakan mesin ATM, pelaku yang memantau terus akan segera mengambil plastik plus kartu ATM korban. Plastik perangkap tadi akan dilihat menggunakan alat khusus untuk mendapatkan nomor PIN yang dimasukkan korban ketika akan bertransaksi. Selanjutnya sudah dapat ditebak, pelaku akan menguras isi ATM.



Penipuan Menggunakan Email.

Hal ini kerap kita dengar, dengan menggunakan email pelaku penipuan berusaha untuk mendapatkan data diri lengkap para korban dengan mencatut nama instansi resmi baik pemerintah ataupun swasta. Dengan menggunakan data tadi mereka akan melakukan hal yang lebih jauh, misalnya pemalsuan data dan bahkan bisa menggunakannya untuk menyamar menjadi orang tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.



Jika dilihat kembali, sebenarnya cara para cyber doer tadi dalam melakukan aksinya sangat sederhana, saking sederhananya maka luput dari perhatian kita. Tetapi justru hal inilah yang dieksploitasi oleh pelaku dalam melakukan aksinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh Kevin Mitnick dalam bukunya The Art of Deception; Controlling the Human Element of Security. Disini Mitnick mengemukakan teori Social Engineering yaitu Penggunaan kemampuan mempengaruhi dan persuasi untuk mengelabui orang lain dengan meyakinkannya bahwa si pelaku bukan seorang yang mempunyai niat buruk, atau dengan manipulasi. Tujuannya adalah untuk dapat mengambil keuntungan dari orang lain dengan atau bahkan tanpa bantuan teknologi.

kejahatan internet

JAKARTA, KAMIS - Kejahatan cyber di Indonesia masih cenderung tinggi meskipun aturan perundangan mengenai informasi teknologi telah dibuat. Pengaduan soal kejahatan cyber di Indonesia datang dari sejumlah negara di dunia. Praktik kejahatan cyber telah menjadi sumber pendapatan utama bagi pelakunya.

"Internet bagi masyarakat telah menjadi second life. Dan, segala bentuk kejahatan pun terus bertransformasi menjadi kejahatan cyber, mulai penipuan, kejahatan seksual pornografi anak, sampai terorisme," kata Komisaris Besar Petrus Reinhard Golose, Kepala Unit Cyber Crime, Direktorat Ekonomi Khusus, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Rabu (23/7).

Berdasarkan data Unit Cyber Crime Mabes Polri, pada kurun waktu 2006-2008 telah masuk 55 laporan kejahatan cyber dari 17 negara. Kerap kali, laporan sulit diproses karena korban tidak dapat datang ke Indonesia untuk membuat laporan resmi secara langsung dan menjalani pemeriksaan sebagai saksi korban.

Golose menambahkan, gejala kejahatan cyber ini bisa makin merebak dengan mudah karena jenis kejahatan itu tidak menimbulkan fear of crime, rasa ketakutan yang menghantui masyarakat. Meskipun begitu, kerugiannya bisa sangat besar.

Jadi sumber nafkah

Kasus terbaru yang ditangani polisi, yaitu penipuan melalui situs berkedok penjualan barang. Kasus ini menimpa Chumpon Korp Phaibun, warga negara Thailand. Chumpon tertipu oleh sebuah situs Indonesia, yakni www.henbing.com. Melalui situs itu Chumpon bertransaksi membeli sebuah jet ski seharga 19.520 dollar Amerika. Namun, setelah mengirimkan uang ke dua rekening di Bank Mandiri, jet ski pesanannya tidak juga datang.

Penyidik Polri akhirnya mendatangi Chumpon ke Bangkok setelah dia bersedia menjalani pemeriksaan. Dari penyelidikan dan penyidikan polisi di internet, akhirnya polisi berhasil menangkap tersangka pelaku Ronal Lubis (28) dan Bayu (26) awal Juli.

"Ronal, operator situs itu, berpenghasilan utama dari praktik cyber crime karena hasilnya sangat besar. Satu korban saja bisa ribuan dollar (AS). Dia punya usaha kecil-kecilan fotokopi, tapi itu cuma kedok. Dari usaha fotokopi itu tidak mungkin dia bisa sering berlibur ke luar negeri," kata Golose. Penyidik meyakini korban Ronal sudah cukup banyak karena dia memiliki enam situs lainnya yang digunakan untuk menipu.

Menurut Golose, salah satu kendala yang selalu dihadapi polisi dalam mengungkap perkara adalah pelaku mudah membuat KTP palsu untuk membuka rekening bank. Setiap pelaku kejahatan penipuan di internet selalu memiliki rekening bank. Bahkan, Ronal memiliki enam rekening di Bank Mandiri dan satu rekening di Bank Niaga.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau lebih berhati-hati melakukan transaksi melalui internet sekalipun telah lahir Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. "Tetap harus think before click, pikir dulu sebelum klik transaksi,"

Sabtu, 08 November 2008

orang asia

Orang Asia di Asia

Djangan kamoe pergi ke Netherland
Amat djaoueh letaknja Netherland
Kalau kamoe mentjari kepandaian
Lebih baik kamoe pergi Japan
Makin lama kita makin tambah merasa kekoerangan onderwijs. Orang-orang toea telah merasa goenanja pengadjaran dan anak-anak laki-laki perempoean banjak jang dimasoekkan sekolah. Sajang beriboe sajang, tiada sekalian m.l. dapat tempat. Kalau kita pikirkan bahwa diseloeroeh Hindia ini ada barang 60 djoeta orangnja. Tentoe sahaja wadjibiah pemerentah dan bangsa partikulir mendirikan beriboe-riboe roemah sekolah dan haroes djoega diadakan beratoes-ratoes orang goeroe. Roepa-roepanja pemerentah tidak dapat memberi p0engadjaran kepada sekalian ra’jatnja, karena ia.... tak bersedia. Katanja ia (pemerentah) tidak menjanka bahwa bangsa boemi poetra akan soeka onderweijs. Hm hm hm. Peribahasaan Belanda ada jang boenjinja : onbenkend maaki obenmind (barang jang tidak kita kenali, tidak kita soekai). Sampai lima enam taoen jang telah laloe, beloem kita merasainja karena kira beloem pernah diberi, serta pemerentah moelai memberi onderweijs jang patoet (sesoenggoehnja terlaloe laat), maka bangsa kita merasa besar sekali goenanja pengadjaran itoe. Sesoenggoehnja itoe salahnja pemerentah sendiri, mengapa bangsa boemi poetera diberi makanan jang enak itoe. Sekarang terpaksa ia (p.) membeli banja oentoek orang-orang lainnja jang djoega ingin toeroet makan. Sekalianja itoe regeering taoe dan mengerti betoel, tetapi roepanja poera-poera tak mengerti. Kalau kita periksa bahwa sampai sekarang kita lebih dari seratoes tahoen diperentah (djangan salah faham kalau dibilang dari datangja orang Belanda, ada barang tiga ratoes taoen lamanja) oleh keradjaan Belanda, dan pada waktoe ini hanjalah koerang lebih 10% alias sepersepoeloeh anak-anak kita di tanah Djawa jang dapat pengadjaran sekolah (di negeri Belanda ada barang 80 – 90%, dadalah seorang jang adil jang meniadakan mengapa kita merasa diperbodohkan. Boekankah banjaknja anak sekolah itoe kemaloean besar boeat negeri Belanda? Meskipoen pemerentah telah taoe hal ini tiada djoega ia lekas-lekas mentjahari akal akan memperbaiki kesalahannja.
Di tanah Djawa ditambah empat normaalschool. Oentoek seloeroeh Hindia diadakan seboeah Hougere kweekschool, dari manakah dan bilamana kita dapat goeroe tjoekoep boeat mengadjar anak-anak? Sepandjang pengetahoean kita di negeri Belanda hampir tiap-tiap kampoeng ada sekolah dan tiap-tiap desa jang besar ada Normaalschool. Kalau sekalian itoe kita pikirkan, seolah-olah kita akan menangis, mengapakah bangsa kita ini disoeroeh menanggoeng kesoesahan dan kerendahaan ini?
Ada lagi jang menjoesahkan hati kita a’nt pengadjaran oentoek anak-anaknja bangsa biasa, boekan bangsa prijaji. Kalau kita periksa betoel-betoel, H.I. tjelaka betoel sedang anak desa hanja diberi sekoelah desa jang goeroenja anak-anak empat belas sampai lima belas taoen itoe, maka anak lainja disoeroeh masoek sekolah kelas doea jang tak berhoeboeng dengan sekolahan tinggi. Tambahan lagi roemah sekolah beloem mentjoekoepi, hingga tiap-tiap yaoen beratoes-ratoes anak jang ditolak. Masoek sekolah Belanda dilarang (Bapanja boekan djaksa), masoek sekolah H.I.S. poen tak boleh, bapanja tak beroeang, lagi boekan prijaji. Heran saja, mengapakah bangsa Belanda jang mentjahari persamaan itoe berlakoe demikian, boekankah orenag ketjil itoe jang akan memadjoekan bangsanja? Barangkali takoetkah Belanda akan kemadjoean si ketjil? Kalau pemerentah teroes berlakoe seperti sekrang kita khawatir kalau-kalau kita akan bertjerai seperti moesoeh. Apabila Netherland memboeat kita pandai (bangsa tinggi dan orang biasa) hingga kita anak boemi poetra dapat memerentah negeri sendiri, boekankah itoe bagoes betoel boeat kerdjaan itoe, seperti sekaranga bangasa Amerika di poelau-poelau Filipina. Ada barang 20 taoen di sana sekarang bangsa Filipina telah akan dapat parlemen sendiri. Goeroe di sana tak koerang, baik bangsa Amerika atau bangsa Filipina. Makin lekas Netherland mengadjar kita, tambah besar ,,eer”nja tentang negeri lain. Sekarang kita kembali lagi kepada anaknja orang biasa. Oempama kita ini pemerentah, sekalian sekolah, kita boeka oentoek sekalian bangsa. Sekoelah desa kita ganti sekoelah kelas doea, sekolah kelas doea diganti sekolah kelas satoe. Pendeknja, onderwijs stelsel (atoeran onderwijs) haroes dioebah sama sekali, soepaja sekalian anak dapat beladjar di sekolah jang disoekai. Banjaknja kweekschool dan normaalschool ditambah, soepaja tidak kekoerangan goeroe lagi. Banjak anak b.p. kita soeroeh beladjar oentoek goeroe H.I.S soepaja goeroe-goeroe Belanda jang koerang baik oentoek pengadjaran anak b.p. boeleh diganti anak b.p.
Di tanahnja sendiri diadakan ini, itoe onderwijs jang mentjoekoepi dan jang baik sedang dikoloni... itoe namanja mentjari anaknja sendiri. Di negeri Belanda sekalian anak jang berkepandaian dan jang ada kemaoean (anaknja siapa djoega) dapat melandjoetkan peladjarannja. Tiada koerang anak orang ketjil jang djadi hakim (mister inderechten) menoeroet dokter-dokter d.l.l. alangkah baiknja apabila di hindia demikian djoega... ?
Pemerentah, anak b.p. merasa haoes onderwijs berilah dia minoeman itoe, tentoe marika akan terima kasih kepadanja. Mengapa dipikir lama-lama, lakoekanlah barang apa jang dipandang baik oleh tiap-tiap orang. Sampai kini kita membitjarakan pengadjaran dari fihak pemerentah sering kita berpikir: ,,tiadakah anak boemi poetera dapat mentjahari akal sendiri, pertanjaan itoe djawabnja; boemi poetera tak beroeang dan barang siapa tak beroeang ialah tak dapat apa-apa”. Memang besar sekali goena oeang itoe. Ketika bangsa Tjina beloem diberi H.C.S. laloe mendirikan sekolah Tiong Hwa dan di sekolah itoe diadjar orang bahasa Inggeris, pemerentah mengerti, bahwa oentoek regeering akal bangsa Tjina itoe amat meroegikan laloe pemerentah memberi sekolah H.C.S. jang sekarang sama dengan sekolah Belanda, tambahan diadjat bahasa Inggeris. Tjina djadi menang, karena beroeang. Sedang kita jang miskin ini terpaksa bersenangkan diri dengan sekkolah nomor doea. Tetapi, akal orang terkadang lebih berharga daripada oeang sadja. Patoet kita mentjahari akal itoe, agar soepaja bangsa kita dapat djoega onderwijs jang patoet. Tetapi, haroeslah kita roekoen, karena keroekoenan itoe seperti moetiara jang besar harganja, karena keroekoenan menerbitkan kekoeasaan dan kekoeatan.
Pembatja telah mengetahoei bahwa pada waktoe ini bahasa Belanda dipandang perkakas akan mentjahari pengetahoean. Ada lagi pikiran jang salah, jang menjangka bahwa bahasa itoe akan mentjahari kehormatan. Barangsiapa dapat bahasa Belanda patoet ia dihormati. Itoe tak benar, kata saja. Dan lagi tidak ada bahasa jang patoet dihormati melainkan bahasanja sendiri. Apakah goenanja mengerti bahasa asing, apabila nahasa itoe tidak dipakai meloeaskan pemandangan. Kebanjakan orang loepa bahwa bahasa Belanda itoe hanjalah perkakas (middel) akan menambahi kepandaian. Banjak orang jang tak perdoeli bahasanja sendiri, agar dapat bahasa Belanda. Ada djoega jang terpaksa lekas-lekas mempeladjari bahasa asing itoe karena takoet tak dapat melandjoetkan pengadjarannja. Tidak koerabng bangsa kita jang gila bahasa Belanda. Haroeslah penjakit ini lekas-lekas diobati. Boeat si penoelis, kita haroes baladjar bahasa asing tetapi djangan kita loepa bahasa kita sendiri, agar soepaja kita dapat mengarang atau menjalin kitab-kitab jang perloe jang sekarang beloem ada di dalam bahasa kita sendiri; djadi orang-orang jang tak dapat mempeladjari bahasa itoe poen diberi bagian djoega. Seperti adanja sekarang menjoesahkan sekali. Anak b.p. jang terpeladjar banjak jang tidak dapat menyoerat dalam bahasanja sendiri, tamabhana poela ada jang hampir tak dapat berkata bahasa itoe. Djadi, goena kepandaiannja itoe hanjalah oentoek badan sendiri. Apabila kepandaian kita tjari dengan bahasa asing itoe telah tjoekoep, dan kita telah mempoenjai boekoe-boekoe jang perloe, boleh bahasa itoe laloe kita lempar.
Seperti adanja sekarang banjak kantor-kantor Belanda jang minta anak-anak jang dapat berkata bahasa Belanda jang baik. Pemerentah poen demikian djoega. Di sekolah-sekolah tinggi, moerid Djawa haroes dapat berkata ,,vlot Hollandsch”, ini kita heran sekali. Kalau pemerentah minta anak-anak itoe, mengapa kita tiada diberi pengadjaran bahasa Belanda dengan tjoekoepnja seperti di Hindia Inggeris. Di sana, bangsa Inggeris djoega minta anak jang dapat bahasa Inggeris tetapi pengadjaran bahasa itoe tidak koerang. Heran kita lagi, kalau pemerentah tak dapat (maoe). Memberi pengadjaran bahasa itoe dengan tjoekoepnja, mengapa orang-orang Belanda tidak maoe beladjar bahasa Melajoe atau bahasa Djawa alangkah moedahnja boeat kedoea